Falsafah
Jari - Pandawa Lima
Ternyata falsafah keberadaan jari kita itu bisa dijelaskan
dengan keberadaaan Pandawa bersaudara,
saya mendapat ide menulis ini pada saat saya Jalan2 ke Jogja, dan Tour Guide saya menjelaskan mengenai falsafah ini:
1. Jempol - Yudistira: sebagai kakak tertua yang menaungi dan sebagai contoh sopan santun dalam hidup, Yudhistira adalah salah satu karakter yang nerimo, dalam artian, Yudhistira adalah orang yang selalu menyatakan, "silahkan" "monggo" dalam hal ini, masyarakat Jawa selalu menggunakan jempol untuk menunjukkan arah, (kesopanan), atau menyatakan persetujuan (kalo ini kayaknya universal ya)
2. Jari Telunjuk - Bima: sebagai raksasa, Bima dikenal sebagai orang yang lurus dan terus terang, walaupun keras dan apa adanya, bahkan dia hanya menggunakan Kromo Inggil hanya kepada gurunya, Dewa Ruci. Bima dikenal sebagai orang yang keras dan berusaha mengingatkan dengan galak. Masyarakat kita, jika memarahi orang atau mengingatkan orang, akan menggunakan jari telunjuk yang teracung, simbolisme Bima yang sedang mengingatkan kesalahan kepada orang lain.
3. Jari Tengah - Arjuna: lelananging jagad yang dikenal sebagai impian setiap wanita. Dalam pewayangan Inda, Arjuna tidak digambarkan sebagai orang yang tampan sekali, bahkan karena kegemarannya untuk keluar-masuk hutan, Arjuna digambarkan penuh brewok dan kasar tampangnya. Arjuna dikenal sebagai impian setiap wanita, karena dia mampu "menyenangkan" (hati) para wanita. Maka dari itu, jika kita (para pria) "menyenangkan" pasangan kita, hendaklah menggunakan jari tengah... (rada mesum neh... huwekekekeke)
4. Jari Manis - Nakula: sebagai kakak kembar dari Sadewa, Nakula sebenarnya lebih tampan daripada Arjuna, dan Nakula adalah simbol dari ketampanan, keindahan, dan keharmonisan. Oleh karena itu, cincin sebagai asesoris, dan sebagai lambang ikatan pernikahan, diletakkan di jari manis, sesuai dengan sifat Nakula yang tampan, indah dan harmonis
5. Jari kelingking - Sadewa: adik terkecil dan adik kembar dari Nakula, digambarkan sebagai wayang yang paling mampu membawa kestabilan dan kebersihan. Nakula bahkan di salah satu kisah, adalah satu satunya wayang yang mampu meruwat (membersihkan) Bethari Durga untuk kembali ke bentuk awal beliau (Dewi Uma). Jika dikembalikan ke fungsinya, hanya kelingking yang mampu membersihkan kotoran di tempat yang tersembunyi (maap: lubang hidung, telinga)
saya mendapat ide menulis ini pada saat saya Jalan2 ke Jogja, dan Tour Guide saya menjelaskan mengenai falsafah ini:
1. Jempol - Yudistira: sebagai kakak tertua yang menaungi dan sebagai contoh sopan santun dalam hidup, Yudhistira adalah salah satu karakter yang nerimo, dalam artian, Yudhistira adalah orang yang selalu menyatakan, "silahkan" "monggo" dalam hal ini, masyarakat Jawa selalu menggunakan jempol untuk menunjukkan arah, (kesopanan), atau menyatakan persetujuan (kalo ini kayaknya universal ya)
2. Jari Telunjuk - Bima: sebagai raksasa, Bima dikenal sebagai orang yang lurus dan terus terang, walaupun keras dan apa adanya, bahkan dia hanya menggunakan Kromo Inggil hanya kepada gurunya, Dewa Ruci. Bima dikenal sebagai orang yang keras dan berusaha mengingatkan dengan galak. Masyarakat kita, jika memarahi orang atau mengingatkan orang, akan menggunakan jari telunjuk yang teracung, simbolisme Bima yang sedang mengingatkan kesalahan kepada orang lain.
3. Jari Tengah - Arjuna: lelananging jagad yang dikenal sebagai impian setiap wanita. Dalam pewayangan Inda, Arjuna tidak digambarkan sebagai orang yang tampan sekali, bahkan karena kegemarannya untuk keluar-masuk hutan, Arjuna digambarkan penuh brewok dan kasar tampangnya. Arjuna dikenal sebagai impian setiap wanita, karena dia mampu "menyenangkan" (hati) para wanita. Maka dari itu, jika kita (para pria) "menyenangkan" pasangan kita, hendaklah menggunakan jari tengah... (rada mesum neh... huwekekekeke)
4. Jari Manis - Nakula: sebagai kakak kembar dari Sadewa, Nakula sebenarnya lebih tampan daripada Arjuna, dan Nakula adalah simbol dari ketampanan, keindahan, dan keharmonisan. Oleh karena itu, cincin sebagai asesoris, dan sebagai lambang ikatan pernikahan, diletakkan di jari manis, sesuai dengan sifat Nakula yang tampan, indah dan harmonis
5. Jari kelingking - Sadewa: adik terkecil dan adik kembar dari Nakula, digambarkan sebagai wayang yang paling mampu membawa kestabilan dan kebersihan. Nakula bahkan di salah satu kisah, adalah satu satunya wayang yang mampu meruwat (membersihkan) Bethari Durga untuk kembali ke bentuk awal beliau (Dewi Uma). Jika dikembalikan ke fungsinya, hanya kelingking yang mampu membersihkan kotoran di tempat yang tersembunyi (maap: lubang hidung, telinga)
Komentar